Tak Datang Sidang, PSSI Sebut PT LPIS Membangkang

PSSI Hinca Panjaitan


Ketua Komisi Disiplin PSSI, Hinca Pandjaitan, meradang karena tidak satu pun wakil dari PT Liga Prima Indonesia Sportindo (LPIS) yang datang menghadiri undangan sidang pada Kamis (12/9/2013) siang. Tak pelak, PSSI pun menyebut LPIS telah melakukan pembangkangan dan tidak profesional. PSSI akan kembali memanggil LPIS pekan depan.


PSSI mengundang LPIS terkait dengan pertandingan antara Persis Solo kontra PSS Sleman di ajang Divisi Utama. Menurut PSSI, laga tersebut tidak sah karena Persis Solo masih harus menjalani sanksi akibat tindakan indispliner yang dilakukan sebelumnya. Namun, LPIS selaku pengelola kompetisi tetap membiarkan pertandingan digelar.



“PT LPIS tidak profesional menjalankan kompetisi. Apalagi, tetap menggelar pertandingkan yang seharusnya tidak digelar. Meski kami sudah mengundang, namun mereka tidak hadir. Alhasil, sidang akan dilanjutkan minggu depan,” tukas Hinca Pandjaitan, di Jakarta.


“Kami berharap, supaya PT LPIS bisa serius menyikapi hal ini. Kini, kami memberikan batas akhir kepada mereka untuk menghadiri sidang hingga Jumat (13/9). Jika mereka tetap tidak datang, komdis akan langsung menjatuhkan putusan,” lanjutnya.



Kondisi semakin parah karena laga Persis Solo kontra PSS Sleman diwarnai kericuhan sehingga para pemain PSS Sleman memutuskan untuk tidak melanjutkan pertandingan dengan alasan keamanan.



“Kejadian tersebut tergolong luar biasa karena menyebabkan kerugian yang besar. PT LPIS sudah membangkang atas putusan Komdis. Karena itu, semakin membuktikan jika PT LPIS tidak profesional dalam menjalankan kompetisi,” kata Hinca Pandjaitan.


“Dalam peraturan PSSI, tim yang sudah dua kali WO dinyatakan gugur. Namun, teman-teman di PSS menceritakan jika mereka dipaksa bertanding PT LPIS. Akibatnya kini, pertandingan berjalan ricuh dan PT LPIS bisa ditutup lantaran kebijakannya tersebut,” tutupnya.



Title Post: Tak Datang Sidang, PSSI Sebut PT LPIS Membangkang
Rating: 100% based on 99998 ratings. 5 user reviews.


comments powered by Disqus