Kamis, 25 Juli 2013 | 19:55 WIB
Pesepakbola Persema Yogi Syaiful Rizal berebut bola dengan pesepakbola PSLS Lhokseumawe Raul Carlos dalam laga lanjutan Indonesia Premier League di Stadion Gajayana Malang, Jawa Timur, (8/7). TEMPO/Aris Novia Hidayat
goalisme.asia, Malang- Sikap manajemen Persema Malang mulai melunak terkait sanksi yang diberikan Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI). Persema tak lagi ngotot meminta diperbolehkan bermain pada kompetisi kasta tertinggi, Liga Super Indonesia atau LSI, musim kompetisi mendatang. Namun, Persema masih menolak turun ke liga amatir dan hanya bersedia bermain di kompetisi Divisi Utama.Dito Arief, Pejabat Sementara Chief Executive Officer (CEO) PT Singosari Sakti Indonesia, operator Persema, mengatakan, sikap lunak manajemen merupakan respon terhadap saran dan kritik pecinta sepak bola di Malang Raya (Kabupaten Malang, Kota Malang, dan Kota Batu) yang meminta Persema berbesar hati menerima sanksi yang diberikan PSSI. "Banyak faktor yang melandasi saran dan kritik mereka, tapi itu baik bagi kami," kata Dito, di Malang, Kamis, 25 Juli 2013.Menurut Dito, tim berjuluk Bledheg Biru itu harus bersikap realistis. Persema sedang terpuruk. Keuangan Persema sekarang cekak sehingga kesulitan menggaji pemain dan pelatih. Dampaknya, seluruh pemain asing dilepas, sejumlah pemain senior hengkang, hingga menyisakan dua pemain senior (Muhammad Kamri dan Irfan Raditya) dan selebihnya pemain muda. Saat ini Persema menempati posisi ke-14 dari 16 tim peserta kompetisi Liga Prima Indonesia atau LPI. Kondisi buruk yang dialami Persema merupakan buntut konflik dualisme PSSI. Bersama Persebaya 1927, Persibo Bojonegoro, dan PSM Makassar, Persema hijrah dari kompetisi LSI ke LPI. Dampaknya, dalam kongres di Bali pada 2011, PSSI era Nurdin Halid menjatuhkan sanksi turun kasta ke Divisi Tiga untuk Persema, Persebaya, dan Persibo. Sanksi ini belum dicabut hingga Kongres Luar Biasa PSSI di Jakarta, 17 Maret 2013 lalu. Nasib ketiga tim pun tak dibahas dalam Rapat Tahunan PSSI di Surabaya pada 17 Juni 2013. Nasib ketiga tim menjadi terkatung-katung.Sekretaris Pengurus Cabang (Pengcab) PSSI Kota Malang, Haris Tofly, mendukung sikap dan keinginan manajemen Persema. PSSI sangat siap menerima kembalinya Persema. Perjuangan manajemen Persema untuk bisa bertahan di kompetisi kasta tertinggi mustahil dikabulkan PSSI. "Kalau masalah Persema dikembalikan ke Pengcab, dan Persema mau, kami siap menerimanya," kata Haris. Haris mengatakan bahwa pengurus PSSI Kota Malang sudah bertemu dengan pengurus PSSI pusat, yang dipimpin Wakil Ketua Umum PSSI La Nyalla Mahmud Matalitti. La Nyalla menyarankan Persema kembali berkiprah dari Divisi Tiga atau liga amatir dengan alasan Persema masih menanggung salah dan dosa karena membangkang. "Pak Nyalla bilang bila Persema mau ke liga amatir, maka Pengcab boleh mengelolanya," ujar Haris. Ia optimistis Persema bersedia kembali dikelola PSSI Kota Malang pada tahun depan. Alasannya, selain kondisi Persema yang sedang terpuruk, ada perjanjian pengelolaan Persema selama lima tahun oleh pihak luar. Perjanjian itu akan berakhir pada 2014.ABDI PURMONO

Rating: 100% based on 99998 ratings. 5 user reviews.
Tweet |
comments powered by Disqus